SUMENEP, Suarakata.id — Paguyuban Pengusaha Rokok Sumenep resmi terbentuk.
Pembentukan dilakukan pada pertemuan para pelaku usaha.
Suasana hangat, penuh tekad dan kesepahaman. Syafwan Wahyudi dipilih secara mufakat sebagai ketua.
Penunjukan disepakati bersama, didasari visi yang sama. Ia diminta memimpin, bukan sekadar memegang jabatan, tapi menjalankan amanah.
“Saya diminta menjadi Ketua Paguyuban Rokok Sumenep,” ujar Syafwan. Ini bukan untuk gagah-gagahan, tapi tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Paguyuban ini dibentuk untuk memperbaiki ekosistem usaha tembakau. Mulai dari produksi, distribusi, hingga stabilitas harga.
Tujuan utamanya, lanjutnya, adalah mendukung kesejahteraan petani dan peningkatan penerimaan negara.
Ia menjelaskan, ada 5 tujuan utama dalam pembentukan Paguyuban ini yaitu, meningkatkan penerimaan negara. Menambah PAD dan bagi hasil cukai. Menstabilkan harga tembakau yang layak. Menciptakan ekosistem usaha tembakau dan turunannya dan mendorong kesejahteraan petani tembakau Madura.
Syafwan menegaskan, tembakau dan garam adalah tulang punggung ekonomi Madura. Dua komoditas itu menopang penghidupan banyak keluarga. Harga yang tidak stabil, akan berdampak langsung ke masyarakat.
“Siapa pun pemimpin yang bisa menjaga harga tembakau dan garam akan dikenang oleh rakyat Madura,” ucapnya.
Paguyuban bertekad memberi edukasi kepada pelaku usaha. Terutama bagi mereka yang masih bergerak secara tradisional.
Sistem akan dibenahi secara bertahap. Namun, kata dia penataan harus seimbang. Jika terlalu ketat, butuh waktu lama. Jika terlalu longgar, dianggap tidak serius. Disparitas harga juga jadi perhatian.
Harga rokok kampung dan rokok kota terlalu jauh. Celah ini sering jadi ruang bagi praktik tak sehat.
“Kalau kita terus main kucing-kucingan, sistem tak akan jalan,” ujarnya. “Ini seperti balon elastis dipencet satu sisi, melembung di sisi lain,” tambahnya.
Ia mengajak semua pihak bekerja sama. Bukan untuk menekan, tapi memperbesar. Agar sistem usaha tembakau benar-benar menjadi pelindung kesejahteraan.
Syafwan menyatakan kesiapannya. Ia akan menjalankan program, berkoordinasi lintas sektor. Selama ada dukungan, ia optimistis bisa menjalankan amanah. “Saya yakin bisa, asal kita jalani bersama,” tutupnya.
Paguyuban ini diharapkan menjadi titik awal perubahan. Langkah kecil, menuju ekosistem usaha yang sehat dan adil. Demi tembakau Madura, demi petani, dan demi rakyat. (*)
Tinggalkan Balasan