PALU, Suarakata.id – Anggota Komisi III DPR RI, Dr. Syarifuddin Sudding, menyampaikan kekhawatiran sekaligus apresiasinya terhadap kinerja Polda Sulawesi Tengah dan BNNP Sulteng dalam menghadang derasnya arus peredaran narkoba di wilayahnya.

Dalam Rapat Dengar Pendapat yang digelar di Aula Rupatama Polda Sulteng, Jumat (25/7/2025), Sudding tak menutupi kenyataan pahit yang terungkap: peredaran narkoba di Sulteng sangat masif. Bahkan, sempat masuk peringkat ke-4 secara nasional.

“Ya, ini memang mengkhawatirkan. Tapi saya melihat ada komitmen kuat dari Kapolda dan BNNP untuk serius memberantasnya,” ujar Sudding usai memimpin rapat bersama Kapolda Sulteng, Kajati, dan Kepala BNNP.

Politisi asal Sulawesi Tengah itu mengungkap, baru-baru ini petugas berhasil menggagalkan peredaran 30 kilogram sabu di Kabupaten Tolitoli. Namun ia mengingatkan, penangkapan besar semacam itu hanyalah ujung dari gunung es.

“Kalau sudah masuk, berarti ada jaringan besar. Mungkin yang tertangkap 10 kilo, tapi yang lolos bisa 20 atau 30 kilo. Itu yang membahayakan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, upaya pencegahan perlu diperkuat. Edukasi harus jalan, penegakan hukum jangan berhenti di pelaku lapangan, tapi harus menelusuri hingga ke bandar dan jaringan pemasoknya.

Angka yang Tak Bisa Diabaikan

Dalam rapat tersebut, Kapolda Sulteng Irjen Pol. Dr. Agus Nugroho mengungkap data yang cukup mencengangkan.

Pada tahun 2024, Polda Sulteng mencatat 644 kasus narkoba dengan 815 tersangka, serta menyita lebih dari 64 kilogram sabu. Sementara pada semester pertama 2025, sudah tercatat 375 kasus dengan 464 tersangka, dan sabu yang disita mencapai hampir 50 kilogram.

“Ini angka yang sangat besar untuk ukuran satu provinsi,” ujar Kapolda.

Ia pun menyampaikan komitmennya di hadapan Komisi III DPR RI bahwa pihaknya bersama BNNP akan terus mengembangkan pengungkapan kasus hingga ke akar jaringannya.

Komitmen Jadi Kunci

Sudding menegaskan, kolaborasi antar-instansi adalah fondasi penting dalam memerangi narkoba. Ia berharap, langkah tegas ini bukan hanya seremonial semata, tapi betul-betul menyentuh akar masalah.

“Jangan sampai kita kalah oleh sindikat narkoba. Kalau aparat kita kompak, masyarakat kita sadar, dan jaringan besar itu diputus, Sulteng bisa jadi benteng kuat melawan narkoba,” pungkasnya. (*)