Bersua Ulama, Merajut Harmoni Bangsa
SITUBONDO, Suarakata.id – Kamis, 28 Agustus 2025. Langit cerah. Angin berembus pelan di sela pepohonan. Suasana Pondok Pesantren Walisongo tampak berbeda.
Para santri berdiri berjejer. Wajah-wajah muda tampak sumringah. Beberapa membawa kitab, sebagian hanya memegang topi peci. Semua menanti tamu agung yang datang dengan niat baik silaturahmi.
Deru mobil dinas berhenti di halaman depan. Pintu terbuka. Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Rudy Saladin, turun dengan langkah tenang.
Wajahnya ramah. Senyumnya tulus. Tampak tak berjarak meski berpangkat tinggi.
Di sisi lain, KH. R. Moch. Cholil As’ad Syamsul Arifin menyambut. Sorot matanya hangat. Tangannya terulur, menyambut jabat erat penuh makna. Pelukan ringan terjadi. Tak banyak kata, tapi keakraban terasa nyata.
Mereka lalu duduk bersama. Di sebuah aula sederhana, tapi penuh wibawa. Para ustaz dan santri ikut bergabung. Semua menyimak, semua mendengar.
“Pesantren ini tempat lahirnya generasi tangguh,” ujar Pangdam. Suaranya tegas, tapi penuh penghormatan.
Menurutnya, pesantren memiliki peran besar dalam membentuk karakter generasi muda. Untuk itu, TNI sangat menghormati dan mendukung perjuangan para kiai dan santri dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.
Ia menatap para santri satu per satu. Ada harapan di matanya. Ada pesan tersirat yang ingin ia titipkan.
“Belajarlah agama dengan tekun,” lanjutnya. “Tapi jangan lupa, dunia juga terus berubah. Ikuti perkembangan zaman, kuasai teknologi, pahami bangsa ini, agar kalian bisa jadi pemimpin masa depan beriman dan berilmu.” pesannya.
KH. Cholil membalas dengan senyum teduh. “Kami bahagia dan bangga atas kunjungan ini,” katanya.
“Semoga ini menjadi awal kebersamaan yang lebih dalam antara pesantren dan TNI, antara moral dan kekuatan. Untuk menjaga bangsa, merawat persatuan,” tambahnya.
Acara berjalan santai namun sarat makna. Tak ada sekat, tak ada formalitas berlebihan. Yang ada hanya rasa hormat dan semangat untuk saling menguatkan.
Silaturahmi itu ditutup dengan doa bersama. Penuh harap dan keikhlasan. Semoga bangsa ini tetap kuat, damai, dan terjaga.
Di pelataran pondok, santri melambaikan tangan. Pangdam dan rombongan melangkah pergi. (*)
Tinggalkan Balasan