PONOROGO, Suarakata.id – Matahari belum terlalu tinggi ketika Serma Sunyoto sudah berdiri di pinggir saluran irigasi, menggenggam cangkul bersama warga Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Minggu pagi (27/07/2025).

Hari itu, ia bukan sedang dalam barisan apel atau upacara militer, melainkan turun langsung membantu petani membersihkan aliran air untuk sawah mereka.

Dengan seragam loreng yang sudah mulai basah oleh keringat, anggota Koramil Tipe C 0802/18 Sooko ini terlihat akrab membaur dengan para petani.

Mereka adalah bagian dari Kelompok Tani (Poktan) Giri Mulyo Lingkungan Mojo, yang sedang bergotong royong membersihkan saluran irigasi di Dukuh Dalangan, Desa Sooko.

“Ini saluran yang setiap hari digunakan para petani untuk mengairi sawah. Kalau tidak dibersihkan secara rutin, airnya bisa mampet. Jadi, kami kerja bareng-bareng supaya sawah tetap subur,” ujar Serma Sunyoto, sambil mengangkat lumpur dari saluran yang mulai tertutup rumput liar dan endapan tanah.

Baginya, pekerjaan semacam ini bukan hanya urusan air dan lumpur. Ini adalah bentuk nyata kedekatan TNI dengan masyarakat.

“Selain untuk bantu petani, kegiatan ini juga bagian dari cara kami menjalin komunikasi sosial. Supaya warga merasa kami selalu ada, bukan hanya saat darurat,” tambahnya.

Tak hanya mempererat hubungan, kegiatan ini juga punya dampak langsung pada ketahanan pangan. Air irigasi yang lancar berarti padi bisa tumbuh dengan baik, dan hasil panen pun lebih menjanjikan.

Melihat keakraban antara tentara dan warga, terasa bahwa kemanunggalan TNI dan rakyat bukan sekadar jargon. Di Sooko, ia nyata tampak dari cangkul yang diayun bersama dan senyum yang tumbuh di antara peluh.

Melihat kesungguhan itu, Komandan Kodim 0802/Ponorogo Letkol Inf Dwi Soerjono menyampaikan apresiasi mendalam.

“Apa yang dilakukan Serma Sunyoto adalah wujud nyata semangat pengabdian. Ini bukan hanya membantu warga, tapi juga memperkuat ketahanan pangan dan memperkokoh kemanunggalan TNI-rakyat. Saya bangga, karena inilah nilai-nilai yang terus kami jaga,” ungkap Letkol Dwi Soerjono.

Ia menegaskan bahwa pendekatan humanis Babinsa adalah kekuatan utama dalam membangun kepercayaan dan solidaritas di tengah masyarakat.

Melihat keakraban antara tentara dan warga, terasa bahwa kemanunggalan TNI dan rakyat bukan sekadar jargon. Di Sooko, ia nyata tampak dari cangkul yang diayun bersama dan senyum yang tumbuh di antara peluh. (*)