MOJOKERTO, Suarakata.id – Pagi belum ramai. Lorong-lorong masih sunyi. Tapi langkah para petugas sudah pasti. Satu per satu kamar diperiksa. Jumlah warga binaan dihitung cermat. Itulah rutinitas di Lapas Kelas IIB Mojokerto.
Pemandangan itu menunjukkan tanggung jawab penuh seorang petugas penjagaan. Setiap jelang serah terima regu jaga, perhitungan jumlah warga binaan dilakukan. Satupun tidak boleh terlewat.
Petugas teliti membuka daftar. Wajah dicocokkan. Kamar dicek. Kunci dipastikan rapat.
“Ini prosedur wajib,” kata Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan.
“Harus teliti. Harus disiplin. Harus bertanggung jawab. Kita pastikan semua warga binaan berada di tempat semestinya sebelum regu jaga berganti tugas” tambahnya.
Tak ada ruang untuk lengah. Tak ada celah untuk lalai. Karena keamanan adalah harga mati.
Dan ketertiban tak bisa ditawar.
Menurut Rudi, perhitungan ini tidak hanya sekadar hitungan angka. Ini tembok awal dari semua ketenangan. Dari sinilah pembinaan bisa berjalan. Dari sinilah harapan bisa tumbuh.
Petugas bekerja, mengawal malam. Menyambut pagi. Menjaga yang di dalam. Agar tetap aman. Tetap tertib.
Disiplin sebagai Kultur
Kultur di Lapas Mojokerto dibangun dari disiplin. Dari hal-hal kecil seperti jam masuk, rotasi penjagaan, hingga cara menyapa warga binaan. Semua ada aturannya. Semua tersistem.
“Kalau kami mulai kendor dari hal kecil, maka kekacauan hanya tinggal tunggu waktu,” tegas Rudi.
Ia tak hanya berbicara soal keamanan. Tapi juga pembinaan. Karena menurutnya, ketertiban adalah fondasi dari proses rehabilitasi. Bila warga binaan merasa aman dan lingkungan terkendali, program pembinaan akan lebih mudah dijalankan.
Menjaga Harapan di Balik Jeruji
Tak banyak yang tahu, para petugas jaga ini tak hanya menjaga pintu. Mereka juga menjaga jiwa. Banyak di antara warga binaan yang rawan depresi, emosi tak stabil, hingga trauma masa lalu.
Dalam senyap, para penjaga ini juga menjadi pendengar, penengah, bahkan penyelamat.
Lapas bukan hanya tempat pembatasan, kata Rudi. Tapi tempat perubahan. Dan perubahan tidak akan datang bila tidak dimulai dari stabilitas. (*)
Tinggalkan Balasan