BANGKALAN, Suarakata.id – Udara pagi di halaman SMA Negeri 1 Bangkalan terasa berbeda pada Jumat, 1 Agustus 2025. Tak hanya karena perayaan ulang tahun ke-63 sekolah yang berdiri megah di tanah Madura itu, tapi juga karena kehadiran seorang putra terbaiknya yang kini telah menjelma jenderal, Mayjen TNI Dr. Farid Makruf, M.A.

Berseragam dinas lengkap, Farid Makruf berdiri di tengah-tengah para siswa. Wajahnya tenang, matanya menyapu kenangan. Di hadapannya, ratusan pelajar berdiri rapi, menyambut sosok yang dulu juga pernah duduk di bangku yang sama seperti mereka.

Seorang jenderal bintang dua yang kini menjabat sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam di Lemhannas RI itu, hadir sebagai alumni. Sebagai anak kampung dari Petrah, Tanah Merah, Bangkalan, yang tak pernah melupakan akarnya.

“Saya ini lahir di Petrah, Tanah Merah. Saya besar di Bangkalan. Dan semua pencapaian hari ini bermula dari sini, dari SMA 1,” ujarnya dengan suara mantap namun hangat, memecah suasana pagi.

Mayjen Farid tidak hanya membawa nama besar, tapi juga pesan-pesan kuat tentang pentingnya mimpi, disiplin, dan kebanggaan terhadap asal-usul.

Dalam kesempatan itu, ia tidak hanya memberikan motivasi, tapi juga membuka ruang diskusi langsung dengan siswa-siswi, membuka ruang tanya jawab, menyelami pikiran generasi baru.

Farid juga datang membawa cerita, kisah nyata yang menyalakan harapan. Kepada para siswa, ia berbicara hangat, tentang pentingnya menjauhi narkoba, geng motor, pergaulan bebas, dan paham radikal.

Ia juga menyelipkan pesan sederhana: jangan takut bermimpi. “Kalau kalian ingin sukses, mulai sekarang belajar hidup disiplin. Jangan takut bermimpi besar. Karena mimpi kalian bisa jadi nyata kalau kalian berusaha sungguh-sungguh,” lanjutnya.

Ia juga mengingatkan para siswa-siswi agar selalu berkepala dingin dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada.

“Jika kalian punya masalah, jangan merasa paling benar. Jangan main hakim sendiri. Bicarakan dengan guru, dengan orang tua. Itu cara orang besar menyelesaikan masalah,” ucapnya.

Jejak Panjang Seorang Anak Madura

Mayjen TNI Farid Makruf bukan jenderal biasa. Ia menapaki karier panjang dari jalan sempit desa, hingga meja perundingan internasional. Setelah lulus dari SMA 1 Bangkalan, Farid masuk Akademi Militer. Lalu, kariernya melesat.

Tahun 1998, ia meraih gelar Master bidang Security Study dari University of Hull, Inggris. Tak berhenti di situ. Pada 2003–2004, saat berpangkat Kapten, ia dikirim ke Sierra Leone dalam misi perdamaian UNAMSIL (United Nations Mission in Sierra Leone). Di sana, ia menyaksikan luka perang dan belajar arti diplomasi serta kemanusiaan.

Puncak dedikasinya terlihat saat bencana mengguncang Lombok pada 2018. Farid yang saat itu masih berpangkat Kolonel ditunjuk sebagai Komandan Satuan Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad).

Ia menggagas sistem bantuan rumah senilai Rp50 juta per unit. Sebanyak 47.000 rumah berhasil dibangun. Pemerintah mengapresiasi kerjanya dan Lemhannas menerimanya tanpa tes.

Tahun 2019 ia menyelesaikan pendidikan Lemhannas. Tahun 2020–2021, Farid menjabat sebagai Danrem 132/Tadulako, dan dikenal publik sebagai “Pemburu Ali Kalora”, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang meresahkan Sulawesi Tengah. Ia memimpin langsung Operasi Madago Raya, menyisir hutan bersama prajuritnya.

Tahun 2024, Farid kembali menorehkan prestasi akademik, meraih gelar Doktor dalam Ilmu Sosial dari Universitas Tadulako, Palu.

Ia menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 1 tahun 11 bulan 5 hari, dengan IPK 3,99 dan predikat pujian. Disertasinya berjudul “Analisis Sistem Budaya Ketadulakoan dalam Perspektif Ketahanan Nasional.”

Ia belajar banyak tentang kemanusiaan dan konflik bersenjata, jauh dari tanah Madura.

Di hadapan para siswa SMA 1 Bangkalan, semua capaian itu tak ia jadikan kebanggaan semata. Ia justru mengajak generasi muda untuk percaya bahwa mimpi mereka pun sah untuk diperjuangkan.

“Mimpimu akan tercapai kalau kamu sendiri yang mengusahakannya,” katanya sambil tersenyum. “Saya berdiri di sini bukan karena keajaiban, tapi karena kerja keras dan restu orang tua,” ucapnya.

Selain Farid, hadir pula para alumni lain yang turut memberi semangat. Seperti Letkol CPL Imam Wahyudi, Kabengrah V Surabaya.

“Saya dulu juga duduk di bangku ini. Yang kalian alami hari ini, saya pun pernah lalui. Percayalah, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi kalau kita mau berusaha,” kata Imam memberi semangat.

Juga tampak hadir Mohammad Isa Anshori, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Ia mengamini pesan yang sama dengan Mayjen TNI Farid Makruf, agar SMA 1 Bangkalan terus mencetak generasi unggul dan hebat.

“Saya ingin sekolah ini melahirkan lebih banyak tokoh hebat. Karena saya percaya, Bangkalan punya potensi besar,” ujarnya.

Dari barisan tamu, Pinky Hidayati, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Bangkalan, turut menyambut dan mengapresiasi acara yang mempertemukan inspirasi dan masa depan dalam satu panggung.

Kehadiran para alumni lintas generasi ini menjadi suntikan semangat bagi seluruh warga sekolah. Kepala SMA 1 Bangkalan, Drs. Jumali, tak menyembunyikan rasa bangganya.

“Ini bukan hanya reuni. Ini adalah pengingat bahwa kita semua bisa jadi apa saja. Kami berterima kasih kepada Pak Farid dan semua alumni yang kembali ke sini, membawa semangat dan harapan bagi adik-adiknya,” katanya. (*)