BLITAR, Suarakata.id — Siang itu, Kamis, 31 Juli 2025, langit di atas Kota Blitar sedikit berawan. Aula Kejaksaan Negeri Blitar terasa lebih ramai dari biasanya. Suara kursi berderit, langkah sepatu menghentak lantai.
Di dalam ruangan, puluhan prajurit TNI dan jaksa duduk berjejer. Sebagian berbincang pelan, sebagian memandang podium. Tak ada wajah tegang seperti di ruang sidang.
Hari itu mereka hadir untuk tujuan yang sama. Menyatukan langkah dalam penegakan hukum. Kodim 0808/Blitar dan Kejaksaan Negeri Blitar siap menandatangani perjanjian kerjasama.
Sekitar 50 peserta memenuhi aula. Di deretan depan, Dandim Letkol Inf Hendra Sukmana duduk di samping Kajari Blitar, Baringin, dua tokoh ini menjadi ujung tombak kesepakatan tersebut.
Letkol Hendra membuka sambutan. Ia tak langsung bicara teknis. Ia memulai dengan cerita. Cerita tentang Cakra Palah, simbol saling melengkapi dari budaya lokal Blitar.
Filosofi itu, kata dia, relevan untuk kerja sama hari ini. “Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Butuh kolaborasi agar hasilnya optimal,” ujarnya.
Baringin menimpali dengan nada setuju. Ia mengungkap bahwa kerja sama ini bukan hal baru. Sudah banyak momen di mana TNI membantu kejaksaan.
“Dandim sudah banyak membantu. Ini bukti kepedulian abdi negara sejati,” katanya.
Baringin juga menjelaskan, perjanjian ini merupakan tindak lanjut kesepakatan antara Kejati Surabaya dan Kodam V Brawijaya. Bedanya, di Blitar hubungan itu sudah terjalin erat jauh sebelumnya.
Blitar bukan kota biasa.
Wilayah ini menyimpan sejarah perjuangan dan nilai kepemimpinan. Jalur strategisnya membuat penegakan hukum di sini penuh tantangan.
Ancaman kejahatan lintas wilayah selalu mengintai. Dari kriminal umum, tindak pidana khusus, hingga gangguan ketertiban. Semua butuh koordinasi cepat dan tepat.
Mulai 1 Agustus, kesepakatan ini mulai berlaku. Targetnya jelas: memperkuat penegakan hukum dan pelayanan masyarakat. Tak ada ruang untuk menunda.
Penandatanganan dokumen berlangsung khidmat. Setelah itu, kedua pimpinan bertukar cinderamata. Senyum lebar dan jabat tangan erat mengiringi momen itu.
Sesi foto bersama menjadi penutup acara. Para peserta berdiri berjejer, sebagian memberi hormat, sebagian tersenyum lepas. Tak hanya tanda tangan di atas kertas, tapi juga komitmen di hati. (*)
Tinggalkan Balasan