LAMONGAN,Suarakata.id – Di tengah upacara serah terima jabatan Komandan Kodim 0812 Lamongan, Letkol Inf Deni Suryo Anggo Digdo melakukan sesuatu yang sederhana. Ia bersujud di kaki kedua orangtuanya.

Pemandangan itu sekejap membuat suasana hening. Tak ada kata-kata, hanya sikap hormat seorang anak kepada orangtua yang melahirkannya. Sebuah awal yang menunjukkan siapa dirinya di balik pangkat dan seragam.

Pria kelahiran Surabaya ini bukan orang baru di dunia militer. Ia adalah lulusan Akademi Militer tahun 2005. Dari kecabangan Infanteri. Jalan panjang penuh disiplin sudah ia tempuh.

Karier militernya dimulai dari Batalyon Infanteri 503/Mayangkara. Lalu berlanjut di Batalyon Infanteri 502/Ujwala Yudha.

Dua satuan tempur Kostrad yang terkenal tangguh. Dari sana ia belajar arti kedisiplinan, loyalitas, dan keberanian.

Beberapa jabatan penting juga pernah ia emban. Antara lain Komandan Batalyon 502/Ujwala Yudha dan Komandan Dodiklatpur Rindam VI/Mulawarman. Pengalaman itulah yang membentuk kepemimpinannya kini.

Kini, tongkat komando Kodim 0812 Lamongan ada di tangannya. Hari pertama kedatangannya ke Kodim 0812 Lamongan pun jauh dari kesan mewah.

Ia tak datang dengan mobil dinas. Ia mengendarai motor CB. Membonceng sang istri, Ny. Putri Deni, yang juga Ketua Persit KCK Cabang XXVII Dim 0812 Lamongan.

Langkah itu membuat banyak orang terkejut. Juga kagum. Sosok pemimpin baru ini ternyata sederhana. Dekat dengan kehidupan rakyatnya.

Namun, yang paling membekas tetaplah momen ia bersujud kepada orangtua. Sebuah simbol penghormatan. Bahwa setiap jabatan, setiap pangkat, hanyalah titipan. Dan doa restu orangtua adalah sumber kekuatan.

Moto Baru: Lamongan Megilan Berhasil

Dalam sambutan pertamanya, Letkol Inf Deni memperkenalkan sebuah moto: “Lamongan Megilan Berhasil.” Moto itu ia sampaikan dengan suara penuh keyakinan.

“Kehadiran kami di sini adalah untuk menjadikan Lamongan Megilan berhasil,” ucapnya di hadapan prajurit, PNS, dan Persit.

Bagi sebagian orang, itu sekadar kalimat penyemangat. Namun di baliknya ada tekad seorang pemimpin untuk membawa perubahan.

Pemimpin yang Menghargai Kesetiaan

Letkol Inf Deni juga dikenal dekat dengan anggotanya. Ia menghargai loyalitas. Ia masih mengenang mantan prajurit yang pernah bertugas bersamanya, kini berdinas di Lamongan.

“Jangan pernah ragukan kesetiaan kami kepada satuan ini. Kehormatan satuan berdiri di atas segalanya. Keberhasilan tugas adalah harga mati,” tegasnya.

Hari-harinya di Lamongan baru saja dimulai. Namun langkah awalnya sudah memberi teladan. Bersujud pada orangtua. Datang dengan motor sederhana. Mengucapkan janji penuh semangat.

Bagi prajurit, ia adalah komandan yang bisa diteladani. Bagi masyarakat, ia adalah harapan baru. Bahwa kepemimpinan bukan soal pangkat atau jabatan. Tapi soal kerendahan hati.

Di pundaknya kini ada tanggung jawab besar. Namun di hatinya, ia tahu satu hal: restu orangtua adalah jalan menuju keberhasilan.

Dan dari situlah, perjalanan “Lamongan Megilan Berhasil” ia mulai. (*)