MOJOKERTO, Suarakata.id – Lapas Kelas IIB Mojokerto tak hanya menjadi tempat menjalani masa hukuman, tetapi juga ruang pembinaan yang menyentuh sisi terdalam manusia. Salah satunya melalui kegiatan pembinaan rohani bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) beragama Nasrani.
Rabu pagi, suasana aula utama Lapas tampak berbeda. Hening, namun penuh makna. Para WBP duduk rapi mengikuti ibadah bersama. Dipandu pembina dari gereja mitra, mereka larut dalam doa dan renungan.
Tak ada sorotan keras. Hanya keheningan yang membawa harapan. Sebuah jeda dari rutinitas untuk merenung dan memperbaiki diri.
Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menegaskan pentingnya pembinaan keagamaan. “Kami ingin para warga binaan punya bekal rohani yang kuat. Itu bagian dari proses mereka untuk kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Bagi para WBP Nasrani, momen ini adalah waktu untuk menenangkan hati, menguatkan iman, dan menumbuhkan harapan baru. Mereka menyambut kegiatan ini dengan semangat dan kesungguhan.
Lapas Mojokerto percaya, pembinaan seperti ini dapat membentuk karakter, membangun kesadaran, dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan.
Lapas Mojokerto juga berharap, ketika mereka kembali ke luar, bukan hanya bebas secara fisik. Tapi juga siap menjalani hidup dengan semangat baru dan hati yang lebih tenang. (*)
Tinggalkan Balasan